Bunyi

Sumber :Ruang guru,Parta Setiawan,wirahadie

Pernah merasa bingung kenapa saat berbicara di alam terbuka, suaramu bisa terdengaampai jauh? Apalagi kalau kamu berada di atas gunung, suara lantang dari penduduk bisa terdengar sampai puncak gunung. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya karakteristik dari gelombang bunyi. Penasaran? Yuk, kita belajar mengenai konsep gelombang bunyi bersama-sama. 

Gelombang Bunyi adalah gelombang yang merambat melalui medium tertentu. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang digolongkan sebagai gelombang longitudinal.

Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang arah rambatnya sama dengan arah getarnya. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.

Sayarat Terdengarnya Bunyi

  1. Ada sumber bunyi
  2. Ada medium atau perantara
  3. Indra pendengar

Bunyi memiliki sifat-sifat atau ciri- ciri tertentu. Ciri- ciri gelombang bunyi tersebut, antara lain ialah sebagai beriktu:

  • Merupakan gelombang longitudinal
  • Tidak dapat merambat pada ruang hampa
  • Kecepatan rambatnya dipengaruhi oleh kerapatan medium (pengantar) perambatannya (padat, cair, gas). Paling cepat pada medium yang kerapatannya tinggi.
  • Dapat mengalami resonansi serta pemantulan.
  • Bunyi dapat juga mengalami resonansi.

Berdasarkan rentang frekuensinya, gelombang bunyi dibedakan menjadi:

  1. Infrasonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz.
  2. Audiosonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi antara 20--20.000 Hz. Frekuensi inilah yang dapat didengar oleh telinga manusia.
  3. Ultrasonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Hewan yang dapat mendengar gelombang bunyi ini ialah anjing dan kelelawar.

A. Rumus Cepat Rambat Bunyi

Gelombang bunyi merambat dengan kecepatan tertentu. Kecepatan bunyi bervariasi antara 330 m/s hingga 5.400 m/s.


Cepat rambat bunyi di udara sekitar 330 m/s. Karena bunyi adalah gelombang, cepat rambat bunyi dapat dituliskan:


contoh soal

Seorang anak mendengar bunyi yang memiliki panjang gelombang sebesar 10 meter. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 340 m/s, tentukan:

a. frekuensi sumber bunyi

b. periode sumber bunyi

Diketahui:

𝝀 = 10 m

v = 340 m/s

Ditanya: f dan T?

Jawab:

a.

Capture-40.png

Capture-41.png

Capture-42.png

b. T = 1/f

        = 1/34 sekon

Jadi, gelombang bunyi membutuhkan medium untuk merambat

Pemantulan bunyi

Selain mengalami perambatan, bunyi mengalami pemantulan. Proses pemantulan bunyi mirip dengan proses pemantulan cahaya.

Hukum pemantulan bunyi menyatakan bahwa :

  • Sudut datang = sudut pantul ( i = r )
  • Bunyi datang, bunyi pantul, garis normal berada dalam satu bidang ketiganya berpotongan di satu titik .

Hukum pemantulan bunyi

Sudut datang adalah sudut yang di bentuk oleh arah datang dan garis normal.

Sudut pantul adalah sudut yang du bentuk oleh arah pantul dan garis normal

Jika bunyi yang datang berimpit dengan garis normal ( sudut datang = 0 ) ,bunyi pantulnya juga berhimpit dengan garis normal ( sudut pantul = 0 ), dengan kata lain bunyi pantul akan berbalik ke arah datangnya bunyi. Jika sudut datangnya lebih dari 0, bunyi pantulnya tidak akan berbalik arah kearah datangnya bunyi itu lagi.

Pemantulan bunyi terjadi ketika bunyi mengenai dinding atau permukaan yang keras. Permukaan yang keras itu, misalnya batu, besi, seng, dan kaca.

Macam-macam bunyi pantul

  • Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli

Bunyi pantul memperkuat bunyi asli terjadi apabila bunyi pantul terdengar hampir bersamaan, sehingga bunyi asli menjadi lebih keras. Bunyi ini akan terjadi apabila jarak dinding terhadap sumber bunyi kurang dari 10 meter. Contohnya suara kita akan terdengar lebih keras di dalam kamar atau kamar mandi dna bunyi kereta api bertambah keras di dalam terowongan.

  • Gaung atau kerdam

Gaung atau kerdam terjadi jika jarak dinding terhadpa sumber bunyi agak jauh (10 m – 25 m). Gaung adalah bunyi yang terdengar kurang jelas akibat sebagian bunyi pantul terdengar bersamaan dengan bunyi asli sehingga mengganggu bunyi asli.

Gaung terjadi pada gedung besar yang tertutup, seperti gedung pertemuan dan gedung pertunjukkan. Untuk menghindari terjadinya gaung, pada dinding bagian dalam gedung bioskop, studio radio atau televisi, dan studio rekaman dilapisi bahan peredam. Bahan peredam yang sering digunakan antara lain kain wol, kapas, kertas karton, karet, dan gelas.

  • Gema

Jika jarak dinding pemantul cukup jauh, maka akan terjadi bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli ducapkan (dipancarkan). Bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli disebut gema. Gema terdengar jelas seperti bunyi asli. Gema dapat terjadi di lereng gunung yang terjal, jurang dan tempat-tempat lain.